Tuesday, May 25, 2010

hypno-parenting

Tadi ada Women's Activity di kantor, tentang hypno-parenting. This time gw ikutan (gw udah melewatkan beberapa acara cewek2 kayak gini di kantor, karena males aja. yang ini kok gw tertarik). Yang membawakan adalah Ibu Ely Susanti dan Bapak Sjahsjam Susilo dari Quantum Life Transformation Indonesia (QLTI).

Apa itu Hipnosis?

Hipnosis itu sendiri adalah bagian dari ilmu kejiwaan alias psikologi, bukan sulap bukan sihir. Apa definisinya? Gw copy aja deh dari Wikipedia:

Hypnosis is a mental state (state theory) or set of attitudes and beliefs (non-state theory) usually induced by a procedure known as a hypnotic induction, which is commonly composed of a long series of preliminary instructions and suggestions.[1]

Hypnotic suggestions may be delivered by a hypnotist in the presence of the subject, or may be self-administered ("self-suggestion" or "autosuggestion").

Disebutkan juga bahwa:

Contrary to a popular misconception - that hypnosis is a form of unconsciousness resembling sleep - contemporary research suggests that it is actually a wakeful state of focused attention[2] and heightened suggestibility,[3] with diminished peripheral awareness.[4]

Kalau gw nggak salah mengerti, kondisi yang dimaksud adalah pada saat gelombang otak (brain wave) berada pada gelombang Alpha (8 - 12 Hz), yang nampaknya saat ini lagi populer menjadi kondisi yang sangat ideal dengan banyak manfaat, seperti:
  1. Buku Quantum Ikhlas oleh Erbe Sentanu,
  2. Buku Pelatihan Shalat Khusyu' oleh Abu Sangkan,
  3. Relaksasi dengan meditasi, baik dalam yoga atau lainnya.
Penggunaan istilah "meditasi" ini sudah menimbulkan kesalahpahaman karena dianggap sebagai aktivitas religius Hindu/Buddha. Seperti yoga yang pernah diajukan untuk diharamkan (jadi atau ngga?) mungkin karena dianggap dilakukan dengan mantra, padahal yang dilakukan adalah aktivitas fisik. Kalo orang yang sudah biasa melakukan yoga, pasti tau. Kalo orang awam lihat ya kayak senam lah. Gerakan2 senam yang umum dilakukan sebenarnya banyak sekali yang mengambil pose2 yoga.

Yang dimaksud meditative mental state adalah kondisi otak pada gelombang Alpha itu yaitu mental state yang terjadi pada saat kita dalam keadaan sangat relax namun tetap sadar dan aware akan keadaan sekitar (tidak tidur, tidak trance).


Pikiran Sadar vs. Bawah Sadar

Banyak dari kita mungkin sudah sering mendengar, bahwa pikiran itu seperti gunung es: pikiran sadar adalah gunung es yang timbul di atas permukaan air, sedangkan pikiran bawah sadar adalah yang ada di bawah permukaan air yang merupakan bagian yang jauh lebih besar. Dijelaskan bahwa perbandingan pikiran sadar dan bawah sadar adalah 12:88.

Di antara pikiran sadar dan bawah sadar ada filter yang disebut disebut critical factor.

Pada waktu lahir sampai dengan umur 3 tahun, anak masih hanya memiliki pikiran bawah sadar. Ini juga mirip dengan yang disebutkan dalam buku Quantum Ikhlas, bahwa anak2 selalu berada dalam gelombang Alpha, karena itulah mereka sangat mudah menyerap stimulus apa pun yang mereka terima dari lingkungan, sehingga cepat sekali mempelajari sesuatu.

Di atas umur 3 tahun baru terbentuk pikiran sadar. Pada usia 7 tahun, filter (critical factor) baru terbentuk, dan menguat pada usia 12 - 13 tahun.


Parenting with Hypnosis

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak2nya. Namun banyak orangtua yang memberikan "yang terbaik" menurut pengertiannya, namun lupa untuk mengerti kebutuhan anak2nya. Banyak kasus klien2 dari QLTI ternyata berakar dari masa kecil. Ternyata, sesuai dengan kata Eyang Maslow, hal yang paling dibutuhkan oleh anak adalah sama seperti kebutuhan manusia pada umumnya yaitu rasa aman. Orang yang paling diharapkan dapat memenuhi kebutuhan itu adalah orangtua: ibu dan ayah. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, anak akan mencarinya dengan cara yang dia ketahui. Dan cara yang diketahui oleh anak belum tentu adalah yang benar dan/atau sesuai dengan keinginan orangtuanya, misalnya dengan merengek, menggigit jari, melempar barang, dan sebagainya.

Rasa Aman = Isi Tangki Cinta

Menurut Ibu Ely Susanti yang menyampaikan topik ini, rasa aman sebanding dengan isi tangki cinta. Jika tangki cinta kosong atau kurang terisi, maka rasa aman pun kurang. Tangki cinta harus diisi tiap hari. Dia bisa habis atau bocor (karena trauma, sakit hati). Indikator tangki cinta yang kosong adalah penyimpangan perilaku, seperti:
  • mengisap/gigit jari,
  • suka mukul,
  • ngompol,
  • suka melawan,
  • tidak menurut,
  • makan berlebihan,
  • teriak2,
  • dan sebagainya.
Alasan penyimpangan perilaku itu adalah:
  • Untuk mendapat perhatian,
  • Untuk balas dendam kepada orangtua,
  • Untuk menghukum orangtua,
  • Menjadi tidak produktif atau sakit agar dilayani orangtua.
Penyimpangan2 itu adalah strategi yang dianggap efektif dan sudah diuji oleh anak. Huaaa... jadi, ini sejalan dengan "teori2" yang bilang bahwa anak pada usia tertentu suka menguji orangtua. Misalnya kita sudah menetapkan batas pada anak, misal nonton tv hanya sore setelah main di luar & sudah mandi; lalu siang2 ada tamu, si anak datang ke ortunya dan nanya, "Ma/Pa, boleh nonton tv nggak?" Ibu/Ayahnya jawab, "Engga, kan nanti sore habis main & mandi boleh nonton tv." Si anak merengek. Robohlah pertahanan ortunya, si anak dibolehkan nonton tv. Akhirnya merengek tercatat oleh si anak sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Bagaimana mengisi tangki cinta?

Pelajarilah apa bahasa cinta anak kita. Pernah dengar tentang The 5 Love Languages (Lima Bahasa Cinta) oleh Gary Chapman?
  1. Kata pujian (words of affirmation)
  2. Waktu yang berkualitas (quality time)
  3. Penerimaan hadiah (receiving gifts)
  4. Pelayanan (act of service)
  5. Sentuhan fisik (physical touch)
Lakukan semua dengan tatapan mata!

Kita cenderung mengekspresikan cinta dalam bahasa cinta kita sendiri, namun hal itu belum tentu dimengerti oleh anak jika bahasa cintanya berbeda dengan kita. Untuk itu, kita harus mempelajari apa bahasa cinta dari masing2 anak kita. (Kalau mau tau apa bahasa cinta kita dan pasangan kita, bisa ikut assessment di sini.)


Setelah itu gantian Pak Sjahsjam Susilo bicara dan memberi contoh penggunaan hypnosis untuk terapi (hypnotherapy). Syarat dari hypno-therapy yang efektif adalah adanya niat dan kemauan pihak yang akan diterapi. Hypnotherapy bisa digunakan untuk "menyembuhkan" masalah seperti fobia bahkan keuangan dan berat badan! Karena hypnosis berusaha menggali akar/penyebab masalahnya. Menurut Pak Sjahsjam, banyak kasus masalah ternyata diawali dengan kejadian di masa kecil. Seperti masalah seorang yang tidak kunjung menikah walaupun menginginkannya, dan tidak pernah berhasil dalam membangun bisnisnya; ternyata setelah digali, secara tidak sadar dia punya trauma masa kecil yaitu percekcokan orang tua dan perceraian karena masalah keuangan. Sehingga bawah sadarnya mencatat bahwa pernikahan membawa masalah, dan uang adalah sumber masalah.

Itulah sekilas info dari sesi Women's Activity bulan ini.

No comments: