Tuesday, January 09, 2007

Japanese City Scapes




Rainbow Bridge at night (20-Nov-2005)

Gw teringat cowok Jepang yang gw ketemu di Odaiba, Teluk Tokyo, setahun yang lalu di bulan November, musim gugur tahun 2005.  Waktu itu hari baru gelap, dan lampu-lampu di luar membuat suasana indah.  Gw berdiri menghadap Teluk Tokyo, memandang Rainbow Bridge yang dihiasi pencahayaan (lighting) yang indah.  Suasana hati juga jadi seneng, alhamdulillah.  Gw motret Rainbow Bridge dengan bersandar di pagar dermaga karena gw gak bawa tripod.  Tapi gw dan Ran mau foto berdua dengan latar belakan jembatan itu. Gimana ya...?

Di tengah kebingungan cari ide, tau-tau seorang cowok yang selama itu lagi motret di sana, datang menawarkan untuk motretin kita!  Dan bonusnya, cowok itu lumayan kakkoii! :)  Dia nggak bicara dalam bahasa Inggris, tapi bahasa Jepang.  Dia nawarin motret, dan kita langsung berbinar-binar karena ada orang yang ngerti bahwa kita pingin difoto, hehehe.....

Gw kasih kamera gw, dan dia pasangin di tripodnya.  Cheese!  Kita difoto deh.  Waktu kita bareng2 preview hasilnya di kamera, dia ngejelasin bahwa karena pake tripod, pemandangan jembatan kelihatan indah, dan orang yang difoto juga indah :)  Well, penjelasan dia bukan sesuatu yang inspiring buat gw, tapi walaupun gw waktu itu udah rada capek abis seharian jalan2 di Odaiba, rada kedinginan (udah malem, di luar, bulan November,... lumayan dingin) dan jelek (yup, I don't really like seeing myself in the photo) tapi gw seneng banget nemu stranger yang keren itu.  Anehnya, gw ngga ngajak dia ngobrol lebih banyak.  Argh!

Abis itu gw dan Ran langsung naik monorail Yurikamome dan kembali ke stasiun Tokyo.  Dari sana kita naik kereta ke Utsunomiya.  Gw inget rasanya.  Hari semakin malam dan udara semakin dingin.  Sepanjang perjalanan menjauh dari metropolitan Tokyo, kereta berhenti di stasiun-stasiun, dan kereta semakin kosong.  Setiap pintu terbuka pada waktu berhenti di stasiun, terasa udara dingin masuk ke dalam gerbong.  Apalagi kalau berhentinya lama, pintu dalam keadaan terbuka dalam waktu cukup lama.  Brrrrr.....  Lama-lama masinisnya nggak buka pintu lagi (wah tengkyu banget!).  Waktu berhenti di stasiun, pintu nggak dibuka dan hanya dibuka kalau ada yang mau turun atau  naik.  Most of the time kereta hanya berhenti menunggu.

* * *


Small Statue of Liberty with Rainbow Bridge atthe background (left); Fuji Television Building (right).

Enw, kembali mengingat suasana sore hingga malam di Odaiba, kelihatannya orang-orang Jepang itu memang punya kehidupan di luar kerja kok.  Banyak couples maupun keluarga jalan-jalan sepanjang dermaga di pinggir teluk, maupun duduk minum di cafe-cafe, atau jalan-jalan di dalam pertokoannya.Lalu waktu di Yokohama CosmoWorld, waktu gw dan Ran diajak Ken naik Ferris Wheel raksasa untuk melihat pemandangan kota Yokohama di malam hari, ternyata banyak yang main di amusement park kecil itu.  Couples and families. 


Yokohama CosmoWorld at night (19-Nov-2005)

Jadi inget artikel di majalah Newsweek bahwa  orang-orang Jepang udah mulai sadar dengan pentingnya kehidupan di luar kerja.  Dan pernah baca juga bahwa generasi muda di sana udah mulai mengubah budaya "workaholic" yang jadi stereotype orang Jepang. Mereka sekarang nggak mau jadi budak kerja (shigoto nin'gen = workaholic) walaupun ada yang masih terjebak dan sulit keluar dari kondisi itu.  Contohnya temanku Ken yang merasa dikondisikan untuk menghabiskan waktunya untuk pekerjaan, dan begitu ingin ambil cuti untuk jalan-jalan tapi belum kesampaian.


Yokohama Bay at night (19-Nov-2005)

Suasana di Odaiba dan Yokohama Bay area / Minato Mirai itu memang enak dan terasa aman dan nyaman walaupun kita jalan kaki di luar.  Walaupun di toko apa2 mahal kalau dihitung dengan kantong gw yang standardnya Rupiah, tapi menikmati suasana kayak gitu aja udah cukup mahal harganya buat gw.  Toh gw lebih suka jalan2 dan sightseeing daripada belanja.  Jadi uang gw habis buat transportasi dan tiket masuk ke tempat2 yang pingin gw liat, daripada buat belanja dan makan (hehe... gw kalo lagi jalan2 makannya gak bener).




Yokohama CosmoWorld as seen from Landmark Tower

Di siang hari, suasananya juga enak.  Apalagi musim itu udaranya enak -
ngga panas, dan belum terlalu dingin.  Di Yokohama, Ken ngajak kita ke
Minato Mirai, kawasan komersial di daerah teluk Yokohama.  Di kawasan
itu ada gedung tertinggi yaitu Landmark Tower, tingginya ... m (nyusul
ya).  Kita ke lantai 74 dengan lift yang cepat tapi gerakannya halus
dan ngga berasa kayak diangkut dengan kecepatan tinggi ke atas.  Dari
lantai itu kita bisa lihat pemandangan 360 derajat ke kota Yokohama di
bawah.


Yokohama Bay as seen from Landmark Tower


Akihabara, Tokyo

1 comment:

Anonymous said...

bagus2.......:)