Friday, October 22, 2010

Yohannes Surya: "Tidak Ada Orang yang Bodoh."

Belum lama saya menulis tentang studi banding pendidikan, pagi ini saya menghadiri Friday Talk yang diadakan perusahaan tempat saya bekerja, yang pada kesempatan ini mengundang Prof. Yohanes Surya sebagai pembicara.  Beliau adalah tokoh pendidikan yang mengharumkan nama bangsa dengan menghasilkan juara-juara dunia dari Indonesia dalam Olimpiade Matematika dan Fisika.  Beliau menemukan metode belajar matematika yang sangat mudah dan berlaku untuk semua orang--bahkan orang yang dianggap paling bodoh sekalipun.
 
Menembus Hutan Papua
 
Untuk membuktikan metodenya, beliau melakukan perjalanan-perjalanan jauh dan sulit ke pelosok Papua, ke perkampungan yang dianggap terbelakang, mencari anak-anak yang dianggap paling bodoh pada saat itu.  Salah satu dari anak didiknya bahkan 'fresh from the forest', dari pedalaman hutan Papua, yang tidak mengerti konsep berhitung SAMA SEKALI.  Anak-anak tersebut beliau bawa pulang untuk dilatih matematika.  Anak-anak yang pada awalnya sangat tidak menguasai matematika, bahkan ada yang 4 tahun berturut-turut tidak naik kelas karena nilai matematikanya nol, berubah menjadi 'jenius'.  Hanya dalam 6 bulan mereka bisa menguasai matematika yang diajarkan selama 6 tahun di Sekolah Dasar.
 
Setelah beberapa kali pembuktian dengan puluhan anak 'terbodoh' dari Papua dan Banten, beliau mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang bodoh.  Yang ada adalah orang yang tidak mendapat kesempatan untuk belajar dari guru yang baik dengan metode yang baik.  Beliau kemudian mengadakan pelatihan untuk guru-guru dari banyak kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia. Guru-guru tersebut dilatih metode mengajar matematika, kemudian harus mempraktekkannya pada anak2 'terbodoh' agar hanya dalam 5 hari anak-anak itu dapat menguasai matematika dasar dengan sangat baik.  Mereka harus bisa. Zero tolerance.  Dan terbukti.  Anak-anak yang dianggap sangat bodoh yang awalnya menjumlahkan 2+2 saja tidak mampu, hanya dalam 4 - 5 hari berhasil menguasai matematika dasar.
 
Seberkas Harapan bagi Indonesia
 
Dari pembuktian-pembuktian yang beliau lakukan, Prof. Yohanes Surya melihat harapan yang sangat besar untuk sebuah transformasi pada bangsa ini.  Jika 'virus' ini dapat ditularkan secara luas, maka Indonesia akan melesat cepat.  Beliau punya target untuk menghasilkan 30,000 Doktor (S3) Indonesia di tahun 2030.  Beliau melihat peluang yang sangat besar belajar dari pengalaman negeri Cina. RRC sejak tahun 1997 - 2007 (CMIIW) menghasilkan puluhan ribu Doktor dalam Sains Teknologi.  Dan sekarang negeri itu begitu pesat berkembang.  Seperti itulah cita-cita Prof. Yohanes atas Indonesia.
 
Spread the 'virus'
 
Dengan cita-cita yang sangat mulia dan perjuangannya yang tak kenal lelah, Prof. Yohanes menciptakan Gerakan Ibu Pintar Matematika (GIPITA).  Bersama orang-orang hebat lainnya yang mendukungnya, beliau mengadakan pelatihan bagi para ibu di Indonesia tentang metode mengajar matematika.  Kenapa ibu?  Karena para ibulah yang paling ingin anaknya pintar (tidak ada ibu yang tidak ingin anaknya pintar), dan paling banyak berinteraksi dengan anak.  Diharapkan para ibu tersebut mengajarkan matematika dengan metode yang baik ke anak-anaknya, dan juga ke ibu-ibu yang lain.  Sehingga akan ada efek multiplikasi.  Jika ini berhasil, maka seluruh anak Indonesia akan menyukai dan menguasai matematika.  Menurut Prof. Yohanes, jika semua orang menyukai matematika, maka akan mudah baginya untuk belajar yang lain seperti fisika, kimia.  Dan metode yang beliau temukan ini mengembangkan cara berpikir yang advanced.  Dengan hal ini beliau mengharapkan transformasi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.
 
(to be continued)
 
 

1 comment:

Anonymous said...

Bravo to Prof. Yo!! Beliau punya nasionalisme yang sangat tinggi, dan beliau tidak hanya talk, but he walks the talk. Salut buat beliau. Mudah2an banyak orang2 seperti beliau di bidang2 lainnya.