Wednesday, January 24, 2007

Ultraman a commercial star!

Ultraman starred in an ad for Idemitsu, a Japanese oil company, about the company's commitments on safety, vitality, and satisfaction.



What about Indonesian oil companies? Should they use Indonesian fantasy heroes such as Wiro Sableng? :D

By the way, Ultraman seems to be so famous in Japan that I saw a wish tag at the Tsurugaoka Hachiman shrine in Kamakura saying: "I wish to become Ultraman" Obviously a boy's wish... :D



"I wish to become Ultraman!"

powered by performancing firefox

Friday, January 19, 2007

AVG Anti-Virus Free No More?

In PC Magazine website there is a question and video about AVG Anti-Virus not free anymore because the version 7.1 was discontinued on January 15th.

My answer: It's not true.

In 2006, Grisoft announced that AVG Anti-Virus Free Edition version 7.1 would be discontinued on January 15th, and suggested that the users download the new version 7.5. Of course the direct link on their ad is to the pay edition. But they also released the Free Edition version 7.5.



I've been using AVG free edition for my home PC. Around end of 2006, after a few times reminded by the announcement that always popped up whenever I started the computer, I downloaded the free edition version 7.5 but did not install it until January 2007. I am now using the free edition version 7.5.

So far I have no problems using AVG. Although the free edition only provides basic services, but it has the essential features such as regular scanning, email scanning, quarantine, and automatic updates.

AVG Anti-Virus Free Edition can be downloaded here.


Link to the news: PC Magazine: AVG Free No More?



Technorati Tags:

Thursday, January 18, 2007

For The Rose | 薔薇のために


Manga ini bercerita tentang persaudaraan, persahabatan dan cinta, dengan setting di Hokkaido, pulau paling utara di Jepang yang terkenal dengan alamnya yang indah dan udaranya yang dingin. Lagi2, kalo udah ke deskripsi tentang keindahan alam, bagi gw berhubungan erat dengan suasana hati... yang artinya: romantis. Dan itulah salah satu kekuatan manga yang ngga dimiliki komik lain, misalnya komik ala Amrik. Dalam manga, penggambaran suasana hati para karakter disampaikan melalui gambar tentang keadaan alam. Itu juga yang gw pelajari di Manga School.



Enw, kisah ini bermula ketika sang tokoh utama, Yuri, harus meninggalkan tempat tinggalnya di Tokyo karena neneknya meninggal dunia. Yuri yang sebatang kara baru mengetahui bahwa ibunya masih hidup. Dia pergi mencari ibunya, dan menemukan kenyataan bahwa ibunya ternyata adalah seorang aktris terkenal. Di rumah ibunya itu dia bertemu dengan orang2 yang ternyata adalah saudara2 kandungnya, dari para ayah yang berbeda.



Yuri tinggal di rumah mewah milik ibunya itu, bersama kakak2nya yang ganteng2 dan cantik tapi adatnya aneh2. Ibunya tidak pernah pulang ke rumah karena sibuk shooting dan pacaran. Di rumah itu peran Yuri praktis jadi pembantu rumah tangga, dan kakak2nya tidak menyukainya karena penampilannya yang gemuk dan jelek.



Tapi dengan kehadiran Yuri, suasana di rumah besar & mewah yang tadinya dingin itu lama-kelamaan menjadi hangat. Kakak2nya yang tadinya sangat individualistis mulai belajar tentang kedekatan antar-saudara, tentang persahabatan, dan cinta. Mereka mulai terbuka satu sama lain. Lama-kelamaan Yuri diterima dan disayangi oleh kakak2nya. Tapi, ternyata Yuri jatuh cinta dengan kakaknya yang ganteng bermata biru, Sumire...



Membaca cerita di komik ini seperti membaca cerita novel dewasa. Ceritanya padat dan mendalam, dan dilukiskan dengan indah sekaligus lucu melalui gambar dan kata2 para tokohnya. Dari awal cerita hingga akhir, kita bisa merasakan perkembangan jiwa dari tiap tokohnya. Dan there's a lot of moral of the story. Baca cerita ini seperti belajar dari kehidupan para tokohnya.



YOSHIMURA Akemi memang top banget deh! Gw kagum dengan cerita itu. Tiap tokoh punya masalah yang rumit (dan aneh) - dari masalah keluarga, orientasi seks, trauma masa lalu,... - dan satu per satu diurai dengan bagusnya.



Sekarang gw lagi ngikutin ceritanya yang lain, yang dalam versi Indonesia diberi judul "Beyond the Sea", walaupun judul aslinya seharusnya berarti "deeper than the sea" (海よりも深く)。

Tuesday, January 09, 2007

Japanese City Scapes




Rainbow Bridge at night (20-Nov-2005)

Gw teringat cowok Jepang yang gw ketemu di Odaiba, Teluk Tokyo, setahun yang lalu di bulan November, musim gugur tahun 2005.  Waktu itu hari baru gelap, dan lampu-lampu di luar membuat suasana indah.  Gw berdiri menghadap Teluk Tokyo, memandang Rainbow Bridge yang dihiasi pencahayaan (lighting) yang indah.  Suasana hati juga jadi seneng, alhamdulillah.  Gw motret Rainbow Bridge dengan bersandar di pagar dermaga karena gw gak bawa tripod.  Tapi gw dan Ran mau foto berdua dengan latar belakan jembatan itu. Gimana ya...?

Di tengah kebingungan cari ide, tau-tau seorang cowok yang selama itu lagi motret di sana, datang menawarkan untuk motretin kita!  Dan bonusnya, cowok itu lumayan kakkoii! :)  Dia nggak bicara dalam bahasa Inggris, tapi bahasa Jepang.  Dia nawarin motret, dan kita langsung berbinar-binar karena ada orang yang ngerti bahwa kita pingin difoto, hehehe.....

Gw kasih kamera gw, dan dia pasangin di tripodnya.  Cheese!  Kita difoto deh.  Waktu kita bareng2 preview hasilnya di kamera, dia ngejelasin bahwa karena pake tripod, pemandangan jembatan kelihatan indah, dan orang yang difoto juga indah :)  Well, penjelasan dia bukan sesuatu yang inspiring buat gw, tapi walaupun gw waktu itu udah rada capek abis seharian jalan2 di Odaiba, rada kedinginan (udah malem, di luar, bulan November,... lumayan dingin) dan jelek (yup, I don't really like seeing myself in the photo) tapi gw seneng banget nemu stranger yang keren itu.  Anehnya, gw ngga ngajak dia ngobrol lebih banyak.  Argh!

Abis itu gw dan Ran langsung naik monorail Yurikamome dan kembali ke stasiun Tokyo.  Dari sana kita naik kereta ke Utsunomiya.  Gw inget rasanya.  Hari semakin malam dan udara semakin dingin.  Sepanjang perjalanan menjauh dari metropolitan Tokyo, kereta berhenti di stasiun-stasiun, dan kereta semakin kosong.  Setiap pintu terbuka pada waktu berhenti di stasiun, terasa udara dingin masuk ke dalam gerbong.  Apalagi kalau berhentinya lama, pintu dalam keadaan terbuka dalam waktu cukup lama.  Brrrrr.....  Lama-lama masinisnya nggak buka pintu lagi (wah tengkyu banget!).  Waktu berhenti di stasiun, pintu nggak dibuka dan hanya dibuka kalau ada yang mau turun atau  naik.  Most of the time kereta hanya berhenti menunggu.

* * *


Small Statue of Liberty with Rainbow Bridge atthe background (left); Fuji Television Building (right).

Enw, kembali mengingat suasana sore hingga malam di Odaiba, kelihatannya orang-orang Jepang itu memang punya kehidupan di luar kerja kok.  Banyak couples maupun keluarga jalan-jalan sepanjang dermaga di pinggir teluk, maupun duduk minum di cafe-cafe, atau jalan-jalan di dalam pertokoannya.Lalu waktu di Yokohama CosmoWorld, waktu gw dan Ran diajak Ken naik Ferris Wheel raksasa untuk melihat pemandangan kota Yokohama di malam hari, ternyata banyak yang main di amusement park kecil itu.  Couples and families. 


Yokohama CosmoWorld at night (19-Nov-2005)

Jadi inget artikel di majalah Newsweek bahwa  orang-orang Jepang udah mulai sadar dengan pentingnya kehidupan di luar kerja.  Dan pernah baca juga bahwa generasi muda di sana udah mulai mengubah budaya "workaholic" yang jadi stereotype orang Jepang. Mereka sekarang nggak mau jadi budak kerja (shigoto nin'gen = workaholic) walaupun ada yang masih terjebak dan sulit keluar dari kondisi itu.  Contohnya temanku Ken yang merasa dikondisikan untuk menghabiskan waktunya untuk pekerjaan, dan begitu ingin ambil cuti untuk jalan-jalan tapi belum kesampaian.


Yokohama Bay at night (19-Nov-2005)

Suasana di Odaiba dan Yokohama Bay area / Minato Mirai itu memang enak dan terasa aman dan nyaman walaupun kita jalan kaki di luar.  Walaupun di toko apa2 mahal kalau dihitung dengan kantong gw yang standardnya Rupiah, tapi menikmati suasana kayak gitu aja udah cukup mahal harganya buat gw.  Toh gw lebih suka jalan2 dan sightseeing daripada belanja.  Jadi uang gw habis buat transportasi dan tiket masuk ke tempat2 yang pingin gw liat, daripada buat belanja dan makan (hehe... gw kalo lagi jalan2 makannya gak bener).




Yokohama CosmoWorld as seen from Landmark Tower

Di siang hari, suasananya juga enak.  Apalagi musim itu udaranya enak -
ngga panas, dan belum terlalu dingin.  Di Yokohama, Ken ngajak kita ke
Minato Mirai, kawasan komersial di daerah teluk Yokohama.  Di kawasan
itu ada gedung tertinggi yaitu Landmark Tower, tingginya ... m (nyusul
ya).  Kita ke lantai 74 dengan lift yang cepat tapi gerakannya halus
dan ngga berasa kayak diangkut dengan kecepatan tinggi ke atas.  Dari
lantai itu kita bisa lihat pemandangan 360 derajat ke kota Yokohama di
bawah.


Yokohama Bay as seen from Landmark Tower


Akihabara, Tokyo

Friday, January 05, 2007

"Panggil aku Keket"

Mengutip Republika Online:
























Koran
 » Akhir Pekan









Sabtu, 30 Desember 2006  21:00:00





Catherine Wilson `Saya Tertantang`






Pagi itu...

Catherine Wilson, atau sapa saja dia dengan nama singkat Keket, telah
siap. Dia punya jadwal menyenangkan hari itu: olahraga. Berenang, lari,
dan bermain tenis menjadi pilihan.


---

Ya ampooon.... Catherine panggilannya Keket... :-D maap, tapi asli gw spontan ktawa euy... Kirain itu artikel bo'ongan (fiktif)... ternyata NYATA.   Sori lho Ket...

Jadi inget orang bernama (berjulukan ding) Kekem di kantor...